Al Gore sang 'juru pengingat'

Dear friends, mungkin tak adil rasanya kalau theYC mengatakan Al Gore sebagai 'juru selamat', toh karena Bapak Al Gore sendiri belum pernah secara nyata 'menyelamatkan' umat manusia layaknya seorang superman. Tapi tak ada salahnya kalau menyatakan Al Gore sebagai seorang 'juru pengingat'. Apa pasal? Kemampuannya untuk menyentakkan hampir seluruh negara di dunia dari tidur leha-leha mereka melalui teorinya tentang pemanasan global, serta menyentil para ilmuwan dunia dengan pernyataan terkenalnya... 'the debate is over'!

Siapa itu Al Gore?

Al Gore bukanlah seorang Bunda Theresa yang dengan jiwa humanismenya yang bisa menyelamatkan dunia, bukan pula seorang Paus Paulus yang bisa menghipnotis seluruh dunia untuk bisa mengikuti kata-katanya. Mungkin sebelum isu Global Warming merebak, Al Gore belum setenar sekarang. Namun sejak ia menelurkan teori mengenai emisi CO2 (Karbon Dioksida) yang 'katanya' diprediksikan lebih cepat membuat suhu bumi meningkat tajam, sejak itu pulalah ia super tenar sampai-sampai ia diganjar penghargaan Nobel.

Pria bernama lengkap Albert Arnold Gore Jr. ini lahir pada 31 Maret 1948 di Washington D.C. Beliau sebenarnya adalah seorang politikus Amerika Serikat yang menjabat sebagai wakil presiden ke-45 pada masa pemerintahan Presiden Bill Clinton, dari tahun 1993 sampai 2001. Beliau juga menjabat di dalam badan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) milik PBB.

Academy Award & Nobel

Al Gore diganjar Nobel Peace Prize pada Jumat (Oct. 12, 2007 ) atas kegigihan usahanya dalam memerangi global warming/pemanasan global. Si bapak yang satu ini juga mencetak buku yang sangat laris sebagai dan sebuah film bertajuk An Inconvenient Truth, sebagai kampanye dalam memerangi perubahan iklim.

Film ‘An Inconvenient Truth’ yang merupakan salah satu proyek dari Al Gore berhasil memenangkan Academy Award untuk kategori Documentary Feature pada tahun 2206 kemarin. Film documenter yang disutradarai oleh Davis Geggenheim ini mengisahkan tentang kekhawatiran dan bancana yang bisa terjadi dan sedang melanda dunia yang diakibatkan oleh pemenasan global dan perubahan iklim.

Fakta membuktikan bahwa film An Inconvenient Truth ini menduduki peringkat keempat teratas dalam pemasukan sebagai film documenter terlris di Amerika, setelah Fahrenheit 9/11, March of the Penguins, dan Sicko. Beberapa penghargaan lainnya yang jga diterima film ini adalah:
* Best Original Song for Melissa Etheridge's "I Need to Wake Up". It is the first documentary to win a best original song Oscar
* It has often been erroneously reported by many members within the various news and entertainment media outlets that Al Gore himself had won the Oscar for
“An Inconvenient Truth“ but it was actually Davis Guggenheim who was the Nominee and Recipient of the Academy Award.
* The film received special recognition from the Humanitas Prize, the first time the organization had handed out a Special Award in over 10 years
* 2007 Stanley Kramer Award - The Producers Guild of America; recognizes "work that dramatically illustrates provocative social issues"
* The President’s Award 2007 - The Society for Technical Communication "for demonstrating that effective and understandable technical communication, when coupled with passion and vision, has the power to educate—and change—the world
* For his wide-reaching efforts to draw the world’s attention to the dangers of global warming including An Inconvenient Truth, Al Gore, along with the Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), has won the 2007 Nobel Peace Prize
The debate is not over...!

Tak bisa dipungkiri sejak pernyataan teorinya yang terkenal itu, seluruh dunia mulai kicruh untuk menampilkan fakta-fakta tentang pemanasan global melalui media cetak dan media elektronik, entah karena memang peduli akan keadaan bumi atau sekadar untuk mendompleng agar oplah media semakin meningkat. Tapi perlu kalian ketahui apa sebenarnya yang telah diungkapkan oleh seorang Al Gore sehingga membuat seluruh dunia menjadi kalang kabut.



Ok kalau dipersingkat, Al Gore dan beberapa timnya mengatakan bahwa
‘Kadar CO2 yang diakibatkan oleh emisi dan pembakaran menyebabkan suhu bumi meningkat (yang disebut dengan global warming) dn menyebabkan perubahan cuaca, yang berimbas kepada terjadinya bencana-bencana alam dahsyat’
Sedangkan di berbagai stasiun televisi terkemuka di Amerka dan dunia kemudian mulai menanggapi teori tersebut dan melakukan penyanggahan. Beberapa debt tentang teori tersebut kemudian menghasilkan pernyataan
‘Bukan kadar CO2 yang menyebabkan suhu bumi meningkat. Bahkan kita tidak dapat benar-benar memprediksikan kapan suhu bumi meningkat dan disebabkan oleh apa? Sebaliknya data-data penelitian selama beberapa ratus tahun terkahir menyatakan bahwa kadar CO2 meningkat sesaat setelah suhu bumi naik!’
Jangan salah, pernyataan sangkalan ini dilontarkan oleh berbagai ahli climatologist dari seluruh dunia lo! Bahkan pada saat revolusi industri dimana pabrik-pabrik mulai berdiri, suhu bumi pada saat itu malah cenderung turun. Jadi kita tidak benar-benar tahu apa yang menyebabkan suhu bumi meningkat, mungkin saja ini hanya seleksi alam. Global Climate change juga sangat bisa disebabkan oleh letusan gunung berapi, terutama saat gelombang gas panas menyelimuti atmosfir bumi.

Lihat sisi baiknya…

Well, seperti yang theYC katakan, pasti selalu ada sisi baik dari segala hal (bahkan yang terburuk pun). Terlepas apakah teori dari mister AL Gore memang benar atau para ilmuwan tersebut yang benar, terlepas dari apakah CO2 yang mempunya andil besar dalam perubahan ilim global ini atau bukan… tetap saja menurut theYC kita harus berterima kasih kepada Al Gore. Percaya atau tidak, AL Gore lah dengan teori kontroversialnya tersebut yang menyebabkan seluruh dunia akhirnya kicruh dan mulai berlomba-lomba untuk menurunkan kadar emisi CO2 dan mengadakan berbagai pertemuan untuk mencegah perubahan iklim agar tidak terjadi kehancuran dunia.

Berkat beliau juga aksi-aksi ‘hijau’ semacam, jalan sehat, tanam pohon, penggunaan bahan baker rendah timbal, pelarangan penebangan pohon, penghijauan dan lain sebagainya mulai marak dilakukan. TheYC juga sangat menyarankan kalian-kalian untuk mulai ‘perduli’ terhadap tanah tempat kita berpijak di bumi ini. Terlepas dari teori-teori tersebut, mulailah untuk menyayangi pertiwi ini, dan lakukan cara-cara sederhana di sekitarmu untuk melestarikannya…


Terima kasih Al Gore, sang juru ‘pengingat’ kita… @theYC

Surprise... Surprise... di Asian Idol 2007!

Terdapat banyak kejutan kejutan yang terjadi malam penganugerahan (16/12/2007) Asian Idol 2007… yang mana sedikit lebih dari sekedar tidak terduga.

Kejutan 1: Kejutan pertama datang di awal. Result show ini – yang mana dikatakan sebagai show Asian idol pertama dan terbesar di dunia – ternyata dibuka secara resmi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Wow... sebenarnya, tidak diprediksikan seorang Presiden mau membuka sebuah acara dengan nilai komersil tinggi dibandingkan nilai politik atau kepemerintahannya. Tapi mungkin itulah alasan utama kenapa Presiden kita mau membuang buang waktunya melakukan pidato pembukaan pada acara ini, misi budaya yang terdapat di event ini.


Photobucket
Kejutan 2: Dan pemenangnya adalah… Hady Mirza! Ups… apakah ini juga termasuk kejutan juga? Kami pikir sih iya! Dia sebenarnya sih bukan taruhan yang dijagokan para juri. Kami dan begitu juga para juri lebih berekspektasi pada Mau atau Jacklyn atau Mike untuk menjadi juara. Tapi, akhirnya Hady lah yang memenangkan gelar juara. Seperti yang dikatakan oleh juri dari Singapura, Ken, mengatakan siapapun yang akan menjadi pemenangnya bukanlah penyanyi dalam arti memiliki teknis menyanyi tinggi, melainkan mereka yang mampu menarik hati penonton. Mungkin dapat juga dikatakan mereka yang mempunyai nilai komersil tinggi. Dan percaya atau tidak Hady Mirza memiliki semuanya (jelas saja iya kan?!). penampilan menarik, sedikit teknik menyanyi yang baik, menarik hati, sedikit penguasaan panggung yang baik, sebuah kombinasi sempurna yang dapat memukau para penonton.

Photobucket
Kejutan 3: Cukup mengejutkan pula bahwa Hady Mirza dapat memenangkan voting suara (dari segi jumlah), mengingat Singapura memiliki jumlah penduduk yang paling sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk Negara kontestan lainnya. Dapat diprediksi bahwa penonton dari luar Singapura juga memvoting untuk Hady – dalam jumlah yang banyak!

Ini juga membuktikan bahwa penonton Asia memiliki selera yang serupa. Yup, tanpaknya Idola kita belum melangkah sejauh American Idol. Mereka lebih mengidolakan kualitas dan teknik vocal yang baik, sedangkan pasar Asia lebih emngutamakan kombinasi dari ‘performa penampilan’ dan ‘wajah yang menawan hati’.

Photobucket
Kejutan 4: Asian Idol telah menjadi panggung expo budaya. Hal ini juga tercermin dari performance dari Mau Marcello yang menggunakan baju nasional Filipina, Agnes dengan pertunjukan semi Dayak nya, Phuong Vy dengan lagu khas Vietnam nya, dan Abijeet Shawant dengan lagu khas Indianya. Sebenarnya ada satu momen yang cukup membuat kami terpukau, yaitu saat Pipilita, juri dari Filipina, mengatakan bahwa ia memiliki mimpi bahwa Asian Idol sebagai suatu event yang benar-benar dapat mempersatukan Asia dengan keberagaman budayanya. Pemenangnya haruslah melakukan tur keliling Asia dan mempertunjukkan keragaman budaya Asia. Itu ide yang sangat brilian Ma’am. Ken, juri dari Singapura, juga mengatakan bahwa sudah saatnya Asia memiliki Idola kita sendiri dan figure penyanyi andalan kita sendiri.

Jadi, siapapun pemenangnya... semua sudah menjadi pemenang. Kita Asia adalah pemenangnya. Selamat! @theYC

Jalan Sehat Menyehatkan Jiwa dan Raga


orning dunia, pagi ini (Minggu, 9 Desember 2007) theYC berjalan-jalan di Lapangan Puputan yang berada di pusat kota Denpasar. Kebetulan dua orang teman theYC menjadi host dalam acara 50 Tahun Pertamina, Dedikasi Bagimu Negeri yang menggelar jalan sehat bersama.


Acara berjalan lancar dan ramai. Peserta sangat antusias mengikuti rangkaian kegiatan, mulai pemanasan bersama yang berupa senam aerobic, Jalan sehat yang membutuhkan waktu sekitar 45 menit, hiburan (menyanyi dan tarian) hingga door prize. Peserta lumayan banyak, mulai dari keluarga (bapak, ibu dan anak-anak bahkan ada yang membawa serta bayi mereka), ada pula remaja.


Yaa, beberapa bulan belakangan ini acara jalan sehat seperti ini hampir rutin diselenggarakan oleh beberapa instansi maupun Perusahaan-perusahaan dalam rangka promo. Dilihat dari manfaatnya, acara ini sangat mendukung kesehatan jiwa dan raga sekaligus sebagai refreshing keluarga maupun antar teman. Sekali dalam seminggu sudah cukup untuk meluangkan waktu bersama untuk sekedar berjalan santai, selain bisa menyehatkan tubuh dan fikiran juga dapat mempererat rasa kekeluargaan dan kebersamaan. Kebiasaan sehat ini sangat positif dan besar manfaatnya bagi kita, tak ada salahnya untuk dibuat agenda mingguan. Udara pagi yang segar memberikan oksigen yang cukup untuk menyegarkan kembali tubuh kita. Acara Jalan santai yang dilaksanakan di pagi hari juga akan membiasakan kita untuk bangun lebih pagi, efek bangun pagi sangat bagus untuk melatih kita memulai sesuatu sedini mungkin.


Selain acara Jalan sehat, beberapa kegiatan lainnya juga dilakukan oleh beberapa kelompok orang di lapangan Puputan ini. Misalnya, bermain sepak bola, skate board, jogging, ataupun sekedar nongkrong. Manfaat lapangan terbuka dan taman kota ini sangat besar bagi warga kota Denpasar, untuk itu perlu dioptimalkan penataannya. Sayangnya, kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya masih rendah. Terbukti masih sangat banyak sampah berserakan disekitar lapangan.

Hmm…, permasalahan mengenai sampah memang kompleks. Kita dapat mengatasinya dengan melakukan beberapa kebiasaan yang sederhana. Misalnya, membuang sampah pada tempat yang telah disediakan, sekaligus memilah-milah sampah organik dan anorganik untuk mempermudah recycle sampah, mengurangi seminimal mungkin sesuatu yang akan menjadi sampah sehingga volume sampah dapat ditekan dan dikurangi. Kita semua bertanggung jawab untuk mengatasi permasalahan sampah disekitar kita. Mulai saja dari hal-hal yang sederhana dan mudah dilakukan, ^_^ have a nice sunday


Nothing is Impossible in the World

Hay friends, hari Sabtu sore tanggal 8 Desember 2007, theYC mendapat kesempatan menghadiri weekend seminar yang diadakan oleh John Robert Power Denpasar, Bali. Tema seminar yang diangkat adalah “Nothing is Impossible”, make your dreams come true, yang dibawakan oleh pembicara tunggal Ibu Indayati Oetomo yang merupakan mentor di John Robert Power (klik www.johnrobertpowers.com atau www.jrpindonesia.com)

Banyak formula untuk sukses dan percaya diri yang diberikan oleh Ibu Indayati Oetomo. Namun, basically semua itu tergantung pada “kita” nya. Acara ini dibuka oleh pertanyaan dari Ibu Indayati Oetomo tentang expextation on 2008, dan juga sudah harus diputuskan pula when, how and what strategy to make it come true?!!

Friends,
sebentar lagi kita sudah dipenghujung tahun 2007 lho… fiuuh, times goes on with or without us. Maksudnya, waktu bakalan terus berputar sesuai kodrat alam, entah kita mau peduli atau nggak…!! So, apa uda pada punya planning buat menyambut tahun baru 2008?? Mau pesta seperti apa? Barbeque? Kembang api? Api unggun? Or what..?? atau mungkin dengan menyepi? Introspeksi diri? Merenung? Membuat planning dan expectation untuk tahun 2008? Membuat persiapan?

Ibu Indayati Oetomo berpendapat bahwa
“anak muda jaman sekarang pengennya yang instant melulu, gak ada yang suka bersusah payah menghadapi tantangan…!”
Yang merasa sebagai anak muda ataupun yang berjiwa muda tentunya akan tersindir, karena yaa that’s true. Kita terbuai oleh berbagai kemudahan dan kenyamanan sehingga mindset yang terbentuk adalah menciptakan dan menemukan “shortcut-shortcut” yang akan memudahkan kita menghadapi berbagai hiruk pikuk dunia. Ada benarnya juga kok, sisi baiknya hal ini akan membuat efisiensi dan efektivitas, tapi pada realisasinya kita menjadi dimanjakan dan berfikiran kerdil, ini menjadikan kita sebagai orang-orang yang cerdik (tanda kutip ya) bukannya smart.

Yaah, nothing is impossible in the world…!! Kenapa gak percaya kalo kita pun bisa melakukan apapun dan mewujudkan apapun impian kita…??? Why not..??!! gak percaya…?? Ada orang lain yang sudah mewujudkan impian-impian mereka, bahkan impian yang tidak biasa sekalipun, so why we can’t? ada orang lain pula yang percaya bahwa kita bisa mewujudkan apapun impian kita, kenapa kita masih gak percaya dengan diri kita sendiri…? Ada sebuah kutipan yang menarik,
“There’s no such thing as unattractive people… only people who don’t know how to make the most themselves”
Well, kita hanya harus membuat keputusan dan merancang kehidupan kita, then makes our dreams coming true…!! Yang harus belajar dan senantiasa berbenah diri bukan hanya kamu, dia atau mereka, tapi juga aku…kita semua!! Satu orang bisa membuat perubahan pada dunia…, nggak ada salahnya mencoba sesuatu. Paling tidak dengan mencoba kita sudah membuat 50% kemungkinan untuk sukses dan 50% lagi kemungkinan untuk gagal. Sedangkan, kalau kita tidak mencoba apapun maka kita akan mendapatkan kegagalan mutlak 100%. Asalkan kita bisa tetap focus pada apa yang ingin kita raih, maka sekali lagi seperti tema seminar ini “Nothing is Impossible”.

Ibu Indayati Oetomo membuat formula 6D untuk meraih kesuksesan, tapi sebelumnya beliau menegaskan pula makna “sukses” sangat relatif karena menyangkut kepuasan batin tiap-tiap orang.

1. Dream

Ini adalah point utama dan pertama yang harus kita tentukan/putuskan, dream adalah modal awal kita untuk meraih sukses. Kita perlu sharing dan brainstorming dengan orang lain (keluarga, saudara, teman, partner, ataupun mentor/leader kita) yang nantinya akan mengingatkan kita akan impian-impian kita, dan juga untuk mendapatkan feedback (saran, kritik dan strategy).

2. Decision

Orang yang mempunyai impian berbeda dengan seorang pemimpi. Karena kita pun harus membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan (pada diri sendiri), yang harus disertai dengan action/tindakan. Sehebat apapun impian kita, sebagus apapun ide kita tapi tanpa action maka hanya akan sia-sia, useless, mubazir, basi, nothing, atau apalah istilahnya.

3. Difficulty

Ini bukan halangan/rintangan… tapi tantangan!! So jangan keburu pesimis dan menyerah apabila kita menemui difficulty. Ada istilah bahwa “life is a game”, selalu ada tantangan yang membuat kita tambah penasaran dan semakin getol menyelesaikan games tersebut, dan hukum dalam sebuah games adalah must be fun bukannya malah membuat kita tambah stress.

4. Determination

Ini adalah sikap fokus dan keteguhan hati kita, jangan mengharapkan sesuatu dengan instant dan gampang. Semua hal membutuhkan proses, this is the important part before success. Ibu Indayati Oetomo mengingatkan kembali agar kita sering menambah bahan bakar semangat kita dengan mengingat kembali goal/dreams kita, membaca buku biografi orang-orang sukses (tekankan pada memahami proses dalam meraih kesuksesan, bukan final result-nya), mengikuti seminar, konsultasi. Sebisa mungkin kita harus bisa Bounching back all the time, bukannya menyerah dan memutuskan untuk berhenti.

5. Delay

Ibu Indayati Oetomo pun mengingatkan, walau bagaimanapun, kesuksesan kita juga bergantung pada yang Maha Menentukan. So, ada saat-saat dimana keinginan dan dreams kita di delay/pending. Tapi hal ini bukan berarti di-cancel lho…!!

6. Delivery

Naah, kesuksesan pun mempunyai waktu, akan ada saat dimana kerja keras kita membuahkan hasil. So what we can do is just do the best that we can do…. ^_^

Friends,
sukses bukan milik orang-orang kaya /bangsawan /entrepreneur /orang-orang yang cukup umur (dewasa). Kita sebagai anak muda sudah harus men-setting goal kita baik jangka panjang maupun jangka pendek. Sukses gak bakal nunggu kita lulus sekolah atau kuliah, atau setelah kita mendapatkan pekerjaan, atau setelah kita menemukan wangsit maupun lampu aladin. Sukses tergantung kita-nya. Kitapun harus berdamai dengan masa lalu, kita harus berani menghadapi masa depan kita. Tapi jangan lupa pula bahwa baik masa lalu maupun masa depan ditentukan oleh saat ini.

Pada session Tanya jawab di seminar ini, ada satu pernyataan yang menarik dari seorang audiens, yaitu
“if you are stress, so must to have a SEX”
Hey, SEX disini adalah akronim dari Sleep, Eat, eXercise (makanya jangan piktor mlulu donk). Hmm, that’s right… pada saat stress kita perlu oksigen yang cukup maka kita perlu tidur yang berkualitas dan cukup. Kita juga membutuhkan nutrisi yang mendukung tubuh untuk fresh kembali. Dan kita bisa melatih pikiran kita untuk lebih kreatif dan smart dalam menghadapi suatu problem. Ibu Indayati Oetomo mengingatkan untuk menggunakan prinsip labirin dalam memecahkan masalah. Maknanya, kita jangan pernah menyerah meski kita menemukan Jalan buntu berkali-kali karena akan selalu ada Jalan keluar yang mungkin belum terlihat. @theYC

Kids Entertainer yang Rela Mati Demi Anak-Anak



Dunia entertainment memang gak ada matinya, semua orang membutuhkan hiburan. Khusus bagi anak-anak dibutuhkan hiburan yang mendidik atau disebut juga
edutainment (edukasi dan entertainment). Untuk memberikan pendidikan dan tuntunan yang baik bagi anak-anak harus dapat memasuki dunia mereka yang penuh dengan kesenangan dan permainan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi entertainer anak-anak karena kita harus memahami dan menyelami dunia anak-anak.


TheYC mewawancarai salah seorang kids entertainer muda yang kurang lebih sudah lima tahun meng-handle even-even untuk anak-anak, mulai dari acara ulangtahun, kompetisi anak-anak, pelatihan MC dan bakat anak, hingga parade dan pementasan anak-anak. Berikut ini adalah sharing pengalaman theYC dengan kak Elman (nama tenarnya di dunia entertainment):


- Kenapa memilih karir didunia entertainment?

“karena dikampung halaman gue segala sesuatu yang menimbulkan keributan adalah hiburan. Disana sangat berbeda dengan di Bali. Semenjak kecil gue sudah terbiasa dengan hiburan/pesta-pesta dan keramaian.

Makanya jadi terbawa sampai sekarang dan sudah mendarah daging. Lagi pula entertainment itu simple/sederhana, gak perlu berpolitik atau apalah, seru aja bisa membuat orang lain fun n’ happy.”


- Kenapa memilih Bali untuk berkarir?

“karena Bali multy ras, geografinya kecil so lebih gampang buat belajar budayanya. Lagipula iklim entertainment buat anak-anak disini sangat mendukung, beda lagi dengan di kota besar seperti di Jakarta atau Surabaya.”

- Apa kak Elman mempunyai production house/Event Organizer sendiri?

“ya ada, namanya FunBox Production. Istilah Funbox ini terispirasi dari kado ultah untuk seseorang yang berupa suatu kejutan-kejutan kecil. Naah, funbox production juga ingin memberikan kejutan-kejutan disetiap acara yang kami handle, kejutan yang akan menyenangkan orang tentunya.”


- Bagaimana pendapat kak elman dengan event anak-anak yang marak di Bali saat ini?

“menurut gue even anak-anak yang ada sekarang ini masi standar/ndeso, kurang kreatif karena terkesan hanya mengejar piala doing, panitia juga rata-rata kurang siap dan dari segi teknisnya masih kurang bagus. Even-even yang dibikin oleh suatu instansi social (LSM, pemerintah dll) bagusnya di tema acara, tapi dari segi entertaint sangat kurang. Sedangkan even-even yang dibikin oleh EO (Event Organizer) rata-rata tema acara hanya tempelan doank (yaa secara umum begitu sih, meski gak semuanya begitu)”


- Menurut kak Elman, event bagaimana yang mesti ada untuk anak-anak di Bali?

“yang pasti harus GRATIS, ada tantangan fisik & otak, semua kalangan bisa ikut, hadiahnya arus berguna untuk masa depan (misalnya beasiswa, dll), serta harus mempunyai tema, visi dan misi yang jelas.”




- Basic knowledge apa yang harus dimiliki oleh seorang kids entertainer?

“peka terhadap sekitarnya, smart, punya selling point, positif thingking, kudu sabar, dan yang paling penting kudu Cinta ma anak-anak.

Untuk bisa menyelami dunia anak-anak harus tulus dari hati, karena anak-anak sangat peka dan dapat menyelami perasaan kita terutama perasaan kita kepada mereka. Kita kudu bergerak bukan berdasarkan otak, melainkan hati kita. Misalnya aja, sewaktu kita jadi badut, maka kita harus menggunakan feeling kita, biar gerakan kita gak kayak sedang acting doang, kayak robot.

Menurut gue, ketenaran itu gak penting dan gak ada artinya. Itu cuma bonus tambahan dari apa yang telah kita kerjakan dengn baik dan tulus. Yang penting adalah anak-anak bisa menikmati apa yang gue kerjakan. Gue rela mati demi anak-anak, dalam artian gue bakal belain abis-abisan ngebikin acara buat anak-anak demi bisa menyenangkan mereka.

Sebenarnya, entertainment itu gampang karena pada dasarnya orang itu mudah dibuat senang, yang penting kitanya aja yang kudu smart, dalm artian sebelum loe menghibur orang loe harus tahu detail-detailnya dan prepare semuanya dengan matang.

Menurut gue, yang sulit adalah harus mengenal anak-anak secara general (yaa karakter dan kemauan tiap-tiap anak kan beda). Kadang kendala juga berasal dari segi teknis dan prepare event. Menurut gue prepare itu menyebalkan tapi menyenangkan, karena gue termasuk orang yang gak suka deadline.”


- Apa selling point kak Elman sebagai seorang kids entertainer?

“jeleknya gue (item & kurusnya gue tapi malah jadi lucu), suara gue dan pengalaman gue di dunia entertainment (walau bagaimanapun pengalaman tetap menjadi guru terbaik)

Gue gampang belajar dan punya daya tangkap yang cepat untuk sesuatu yang gue suka.

Gue pengen membuat perubahan, gue suka sesuatu yang berbeda.”


- Apa yang ingin dicapai ditahun 2008?

“main film, punya camera, ngMC even gede di Jakarta, punya acara TV sendiri, punya album lagu rekaman sendiri”

(Guys, selain menjadi kids entertainer, kak Elman juga sedang mendalami profesi sebagai fotografer dan penyanyi lho, bahkan sempat mencoba dunia acting sinetron local Bali...heheee)


- Apa obsesi kak Elman?

“gue pengen punya sekolah gratis yang plus plus plus ketrampilan dan kreativitas (yang setiap anak jadi bisa tahu apa yang mau dia buat dikemudian hari), yang bisa menggali bakat dan potensi anak.

Saat ini, anak-anak cenderung dipaksa masuk ke box yang ada terus ditutup deh. Bukannya membuat box yang sesuai dengan anak-anak.”


- Apa filosofi hidup (inspiring words) kak Elman?

“jangan ngeliat sesuatu dari hasil/materi, tapi lihat efeknya buat orang laen.



Profil Kak Elman bisa dilihat di www.multiply.com/funboxbali atau emanuar2002@yahoo.uk

Hmm…, kalo kita emang suka ma anak-anak gak ada salahnya menyelami dunia kids entertainment. Bayangkan aja, setiap hari selalu ada anak-anak yang berulang tahun. dan rata-rata orang tua ingin agar anaknya senang. Asal kita kreatif dan smart, maka sangat banyak peluang untu kita dalam membuat even-even berkualitas untuk anak-anak. So apabila ditekuni dengan serius, bisnis di dunia entertainment bisa sangat menguntungkan lho. Kids entertainer atau entertainer segala bidang juga bisa jadi alternative profesi pekerjaan lho, asalkan kita punya ketekunan dan mau berusaha. Profesi pekerjaan gak cuma jadi dokter, insinyur, manager, ataupun karyawan Perusahaan. Sukses tergantung pada kitanya ­^_^ @theYC

Ernst and Young Entrepreneur of the Year 2007 IndonesiaErnst and Young Entrepreneur of the Year 2007 Indonesia

Jumat 7 Desember 2007 theYC menonton program acara di salah satu stasiun TV mengenai penganugrahan Ernst & Young Entrepreneur of the year 2007 Indonesia ini. Penganugrahan bergengsi terhadap paran entrepreneur-entrepreneur Indonesia yang berhasil/sukses ini sebelumnya telah dilaksanakan pada tanggal 28 November 2007 di Hotel Mulia Jakarta.

Ernst & Young Entrepreneur of the year kini sudah memasuki tahun ketujuh dan tahun ini Ir. Ciputra selaku presiden komisaris PT. Ciputra Development Tbk. Mendapatkan prestisius sebagai Indonesia Ernst & Young Entrepreneur of the year 2007 setelah menyisihkan 13 nominasi lainnya. Beliau berhak mewakili Indonesia pada ajang World Entrepreneur of the year di Monte Carlo pad tahun 2008 dan bakal bersaing dengan 49 entrepreneur terpilih dari seluruh dunia. Berikut ini adalah nama Indonesia Ernst & Young Entrepreneur of the year dari berbagai sector bisnis sejak tahun 2001 hingga 2007:

1. Dahlan Iskan (Jawa Pos Group)

2. BRA Mooryati Soedibyo (PT. Mustika Ratu Tbk.)

3. Djoenaedi Djoesoef (PT. Konimex)

4. Sudhamek AWS (Garudafood)

5. Jakob Oetama (Kompas Gramedia)

6. Jacobus Busono (Pura Group)

7. Ir. Ciputra (PT. Ciputra Development Tbk.)








Selain Untuk, terpilih pula entrepreneur untuk kategori:

a. Service Entrepreneur of the year 2007 diraih oleh Budiyanto Totong

b. Young Entrepreneur of the year 2007 diraih oleh Sheila Maria Tiwan

c. Social Entrepreneur of the year 2007 diraih oleh Anton Sudjarwo


informasi lebih lanjut mengenai Ernst & Young Entrepreneur of the year dapat dilihat di website www.ey.com/id/eoy

Kesuksesan para entrepreneur dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi kita untuk juga meraih kesuksesan bahkan melebihi kesuksesn beliau. Proses pencapaian kesuksesan tersebut dapat menjadi pengalaman berharga untuk kita. Bisa jadi pada tahun berikutnya nama kitalah yang akan mengisi daftar Indonesia Ernst & Young Entrepreneur of the year... hmm who’s know ^_^ @theYC

Work Camp, Kemah Kerja Untuk Persahabatan Dan Perdamaian Dunia

Hay guys, what’s up…??

Pernah mendengar tentang “Work Camp ….??? Hmmm, sound so familiar right?! Yaa.. dalam bahasa Indonesia artinya Kemah Kerja. Tapi, kemah yang satu ini bukan kemah sembarang kemah yang biasanya identik dengan tenda, api unggun or something like that (. Nah, buat teman-teman yang suka banget ma kegiatan kemah (bahkan buat yang gak suka kemah juga) bisa dijadikan referensi yang sangat menarik nih. TheYC sudah membuktikan sendiri dengan ikut berpartisipasi di program work camp 2007 ini. So, theYC bakal ngasi info tentang Work Camp, liputan event-nya di Bali yang baru aja diadakan pada tanggal 1-14 November 2007 ini.


International Work Camp
International Work Camp
atau lebih dikenal dengan kemah kerja Internasional merupakan kegiatan kerelawanan (voluntary service) yang dilaksanakan oleh 10-30 pemuda dari beberapa Negara (dalam dan luar negeri), laki-laki atau perempuan yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, tinggal dan bekerja bersama-sama dengan penduduk setempat (lokal) dan melaksanakan kegiatan untuk persahabatan, perdamaian dan menciptakan kehidupan dunia yang lebih baik, dalam kurun waktu 2-3 minggu dengan mengangkat beberapa masalah yang berkembang di masyarakat dalam rangka memotivasi dan menggerakkan masyarakat untuk dapat mencintai dan melestarikan lingkungan mereka sendiri. Kerelawanan internasional merupakan arti “berfikir secara global, bertindak secara lokal”.

Kemah kerja (work camp) pertama kali diselenggarakan di Perancis pada tahun 1920 oleh pemuda-pemuda dari Jerman dan Perancis untuk membangun kembali lahan-lahan pertanian semasa Perang Dunia I. Setelah itu, kegiatan ini berkembang dan menyebar ke seluruh dunia terutama daerah Eropa. Pada tahun1960-an, banyak sekali negara-negara yang baru merdeka menyelenggarakan kemah kerja sebagai proyek perdamaian antara Negara-negara Eropa Barat dan Eropa Timur. Keadaan lingkungan semakin meningkat sejak tahun 1980-an. Berdasarkan data yang diperoleh, lebih dari 1800 project di 75 negara telah dilaksanakan saat ini. Meskipun setiap organisasi work camp mempunyai tujuan yang tersendiri, tujuan global dari work camp adalah untuk mencapai perdamaian, persahabatan dan kehidupan dunia yang berkesinambungan, melalui:

1. promosi saling pengertian, perdamaian dan solidaritas

2. pengaktifan masyarakat melalui NGO (Non Government Organisation/LSM)

3. perwujudan dan pendukungan kegiatan kerelawanan untuk proteksi dan perlindungan alam dan budaya, hak asasi dan kesejahteraan manusia.

Hampir semua organisai work camp merupakan NGO atau NPO (Non Profit Organizations) dan terafiliasi dengan CCIVS (Coordinating Committee for International Voluntary Service). Yang didirikan pada tahun 1984 oleh UNESCO untuk mempromosikan work camp dan International Voluntary Service di seluruh dunia. Organisasi work camp adalah independent dan bebas menyelanggarakan work camp terutama di Negara mereka dan bekerjasama melalui pertukaran relawan (volunteer). Keragaman peserta kemah kerja Internasional memberikan peluang kepada seluruh peserta untuk belajar antar peserta sendiri dan menyatu dengan masyarakat setempat dengan mempelajari budaya, bahasa, makanan dll. Sehingga tercipta keharmonisan dan kedamaian dengan tidak diselimuti oleh prasangka yang merupakan penyebab dari perpecahan.


Indonesia International Work Camp (IIWC)

IIWC of PKBI adalah kepanjangan dari Indonesia International Work Camp of Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia. Secara informal, IIWC berdiri pada bulan September 1999 saat PKBI menyelenggarakan work camp yang pertama di Mijen, Kabupaten Semarang bekerjasama dengan NICE (Never Ending International work camp Exchange) Japan, yaitu sebuah organisasi work camp dari jepang. Melihat keberhasilan dan hasil positif work camp yang pertama, NICE Japan menyarankan PKBI untuk membentuk organisasi work camp. Naaah, maka terbentuklah IIWC yang secara institusional merupakan bagian dari PKBI Jawa Tengah yang kantor pusatnya berada di Semarang. Peserta work camp IIWC berasal dari Indonesia dan beberapa Negara lain seperti Jepang, Slovakia, Yunani, Perancis, Italia, Inggris, Jerman, Belgia, Kanada, Spanyol, dll. Program dan kegiatan IIWC of PKBI meliputi:

- International work camp/ Short Term Volunteer (kerelawanan jangka pendek/ 2-3 minggu)

- Middle Term Volunteer (kerelawanan jangka menengah/ 3-6 bulan)

- Long Term Volunteer (kerelawanan jangka panjang/ 1-2 tahun)

- Bracelet Project, merupakan salah satu proyek NVDA yang berfokus pada permasalahan prostitusi anak dan children abuse.

- Environment program

- Workshop, pameran, training dan seminar

- Kampanye pencegahan HIV/AIDS

- Mengirim relawan Indonesia untuk mengikuti beberapa kegiatan yang diselenggarakan di luar negeri

IIWC of PKBI bekerjasama dengan KISARA (Kita Sayang remaja) di Bali yang merupakan anak organisasi dari PKBI Bali juga menyelenggarakan work camp yang lebih fokus kepada cultural project. Salah satu member theYC mendapat kesempatan untuk menjadi salah satu relawan/volunteer work camp di Bali. Hmm, acara work camp ini ternyata seru abis!

Tema work camp di bali ini yaitu Cultural Work Camp IV, ini adalah keempat kalinya cultural work camp diselenggarakan di Bali. Cultural Work Camp IV berlangsung pada tanggal 1-14 November 2007, di Desa Bona Gianyar. Peserta Cultural Work Camp kali ini berjumlah 8 (delapan) orang, 3 (tiga) orang merupakan local volunteer dan 5 (lima) orang merupakan international volunteer. Diantaranya yaitu Metta Dian S. (camp leader), Lindia (co-leader), Ocha (local volunteer), Claire (international volunteer from Germany), Christian (international volunteer from germany), Yuko (international volunteer from Japan), Yukari (international volunteer from Japan), Eri (international volunteer from Japan). Selama work camp kami tinggal di rumah bapak Made Sidia sekeluarga, yang merupakan seniman muda Bali yang sangat kreatif. Beliau mempunyai sanggar tari dan tabuh di rumahnya, beliau pun seorang dosen di ISI Denpasar (Institut Seni Indonesia, Denpasar).

Selama dua minggu, kami para volunteer saling berinteraksi, berkomunikasi dengan bahasa Inggris, bertukar cerita tentang budaya dan tradisi masing-masing Negara, memasak dan makan bersama, tinggal menumpang pada sebuah keluarga di desa Bona, belajar kebudayaan Bali (menari, tabuh/gamelan, wayang, membuat canang, anyaman dll), mengajar bahasa Inggris pada anak-anak setempat, berdiskusi dengan STT (Sekaa teruna-teruni/ organisasi remaja di Bali) desa Bona. Banyak cerita menyenangkan selama dua minggu tersebut. Kami merasa menjadi bagian dari keluarga besar.

Setiap hari kami membuat jadwal harian untuk cooking team dan cleaning team. Setiap hari pula kami makan masakan yang berbeda-beda cita rasanya, ada yang bereksperimen dengan Japanesse food, Germany food, Javanesse food, Sulawesi food dan Balinesse food bahkan kami juga mengkolaborasikan ciri khas masakan antar Negara dan daerah (hmm, bisa ditebak citarasanya kan, apalagi ternyata para volunteer adalah koki amatiran, hehee). Tapi, dijamin deh suasana kekeluargaan dan kebersamaan benar-benar terasa. Ini nih yang menjadi satu alasan kenapa kami selalu menantikan acara makan (yaa, selain kami emang selalu merasa lapar, apalagi saat menantikan para cooking team memasak yang terkadang sangat lama, hikz). Satu kesamaan penyakit yang para volunteer rasakan di camp adalah kami selalu merasa mengantuk setiap saat setiap hari, heheheee…. fenomena yang manusiawi.

Satu fakta lagi yang tak bisa kami pungkiri adalah, bahwa ternyata para volunteer pun masih sama-sama dalam proses belajar bahasa Inggris. Wajar laah, para volunteer lebih menguasai basic language sesuai Negara asal masing-masing. Duuh, ini nih salah satu kendala komunikasi terutama ketika berdiskusi untuk topik-topik yang lumayan “berat”. Tapi, kami sepakat untuk tetap menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa wajib di camp. Meski kemudian kami harus menggunakan gerakan tubuh, simbol-simbol, gambar hingga mempersiapkan kamus/translator untuk membantu komunikasi kami. Dari sinilah kami belajar banyak baik belajar bahasa Inggris sendiri maupun belajar memahami seseorang (bayangkan saja, bicara dengan sesama bahasa dan latar belakang budaya yang mirip saja bisa miscommunication, apalagi dengan kondisi seperti ini). Masalah lainnya lagi, adalah ketika kami harus mengajarkan bahasa Inggris pada anak-anak di Desa Bona, peranan local volunteer sangat penting untuk menjadi translator. Tapi, ini bukan masalah besar untuk menjadi dekat dan membuat anak-anak memahami maksud para volunteer, karena terbukti baik anak-anak maupun para volunteer dapat berinteraksi dengan baik. Bahkan Bapak Kepala Sekolah SD 1 Bona yang menjadi sekolah proyek pengajaran bahasa Inggris kami sangat memuji cara mengajar kami yang tidak monoton dan kaku, kami menyelipkan games edukatif dan pembauran antara siswa dan volunteer secara langsung. Dengan demikian, anak-anak dapat belajar bahasa Inggris, para volunteer juga bisa belajar bahasa Indonesia dan bahasa Bali.

Sewaktu belajar membuat canang sari, tamiang dan anyaman merupakan saat-saat yang sangat menyenangkan buat para volunteer. Karena, kami harus berjuang mengasah ketrampilan dan kesabaran (hehee). Saat tersulit adalah ketika belajar menari Bali, berhari-hari kami belajar gerakan dasar tari Bali dan tak berhasil. Saat berlatih tabuh/gamelan adalah saat yang menyenangkan karena dibutuhkan kekompakkan diantara kami untuk bisa harmoni. Tapi, kami sempat stres ketika mempersiapkan kolaborai untuk performance kami di acara farewall party. Akhirnya kami sepakat membuat wayang show moderen. @theYC

Well guys, gimana menurut kalian..??? interesting..??? sante jack, tahun depan bakal ada lagi even workcamp ini. Makanya, untuk info lebih lanjut kalian bisa langsung menghubungi:

KISARA BALI

Jalan Gatot Subroto IV/6 Denpasar, Gedung PKBI Bali Lantai III
telp : (0361) 430200

fax : (0361) 430214
email: kisarabali@hotmail.com

web: www.kisara.tk


IIWC of PKBI

Gedung PKBI Jawa Tengah, Lt. 2

Jl. Jembawan Raya no. 8, Semarang

Telp : (024) 7603503

Fax : (024) 7601989

E-mail : iiwcindonesia@hotmail.com

Iiwc1@yahoo.com

Web : www.iiwcindonesia.org

Film Horor Indonesia Bangkit dari Kubur…??!

Aaaaarrrkkkhhhh……, tebak ini teriakan karena surprise atau ketakutan?
Yeah, film horror
Indonesia sedang marak belakangan ini. Mulai dari film Jelangkung, Pocong, Lantai 13, Lewat Tengah Malam, Dendam Kuntilanak, Suster Ngesot, Hantu Jeruk Purut, Jelangkung 2, Bangku Kosong, Rumah Pondok Indah, Hantu, Leak, Kuntilanak, Angker Batu, Disini Ada Setan, 6 (enam), Film Horor, dan lain sebagainya.

Kadang manusia tuw suka aneh-aneh aja ya, senang ditakut-takuti…..!! believe it or not, ada yang menganggap horror movie adalah hiburan yang menyenangkan, obat stress, bahkan ada yang ampe ketagihan nonton film horror (karena penasaran dengan ceritanya, dan sosok hantunya..). Kenikmatan menonton film horror adalah ketika kita bisa berteriak semau kita, sehingga luapan emosi antara takut, terkejut, tegang dan penasaran menyatu sehingga menarik urat-urat saraf kita. Ini bisa menjadi shock teraphy untuk merelakskan urat saraf kita dari rutinitas dan permasalahan sehari-hari yang menumpuk. Namun, tetap perlu dipertimbangkan apabila terlalu berlebihan akan kurang bagus dampaknya untuk mental dan karakter kita.

Indonesia yang kaya akan kepercayaan mistis, spiritual dan religius memberikan banyak inspirasi bagi para pelaku film untuk membuat film misteri local. Berita baiknya, film local menjadi lebih marak dan lebih tertantang untuk lebih kreatifi baik secara teknis maupun non teknis untuk meningkatkan kualitas film. Selain itu, budaya local dan potensi daerah ikut terekspos. Namun, perlu disadari pula bahwa film-film horror/misteri bisa berdampak buruk pula bagi mental dan karakter kita. Bahkan, ketakutan akut akan membuat seseorang berimajinasi berlebihan sehingga sulit membedakan realitas dan rekayasa/imajinasi. Walau bagaimanapun, kita tetap berbangga dengan bangkitnya dunia per-film-an Indonesia yang semakin hari semakin banyak peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Semoga saja, film Indonesia tidak hanya memberikan hiburan semata namun juga ada unsur pendidikan dan pesan moral bagi penontonnya.

Screamfest INDO 2007 adalah Film Festival International pertama diIndonesia. Dan juga merupakan satu-satunya festival film fantastic diAsia Tenggara, setelah Puchon International Fantastic Film Festivaldi Korea. Screamfest merupakan festival yang khusus dirancang untuk pecinta film yang menyukai film-film yang bergenre fantastik. Nah, fantastic films adalah film-film yang bertemakan horror, thriller, sci-fi, epic fantasy, martial arts dan film-film cult. Ini adalah festival film horror/thriller/sci-fi/fantasy/anime pertamadi Indonesia dimana para pecinta genre tersebut bisa menunjukan obsesimereka terhadap film-film.

Screamfest INDO 2007 telah diselenggarakan pada tanggal 23 November sampai 2 Desember 2007.Festival ini mempertunjukan lebih dari 25 film-film bergenre fantastik dari seluruh penjuru dunia. Termasuk pula beberapa film
Indonesia, yakni “Kala” (Thriller Fantasy/karya Joko Anwar), “Dara” (Horror Thriller/karya Timothy Tjahjanto, Kimo Stanboel), “Primitif” (Horror/Indonesia) dan “Pengabdi Setan” (Horror/Indonesia).

Untuk informasinya, kalian bisa langsung klik webside http://www.screamfestla.com/ atau http://www.screamfestindo.com/

Khusus untuk Bali yang kaya dan sangat kental dengan dunia mistis dan spiritualnya, apakah akan juga akan menjadi inspirasi untuk diangkat dalam film-film Indonesia? Why not?!!! So, pertanyaanya kemudian siapa yang akan peka dengan potensi budaya Bali sebagai sumber inspirasi insan film Indonesia? Hei hei hei…jangan sampe kita kecolongan lagi lho. @theYC

Petualangan TARO, Rahasia Pulau Dewa

Hay pals, masih ingat tentang event Petualangan Taro yang pernah dijanjikan oleh theYC liputannya? Nah, ini nih secuil cerita dibalik layar mengenai event tersebut. Nge-handle anak-anak emang gampang-gampang susah. Untuk itu semua persiapan sebelum hari-H harus sematang mungkin. Karena itulah, selama dua hari sebelum kedatang para peserta, panitia acara benar-benar nge-push prepare segala sesuatunya sedetail mungkin. Mulai dari rundown acara, peralatan dan perlengkapan, material pendukung, kotak P3K, games, hadiah-hadiah, transportasi dan akomodasi, material petualangan bahkan kami pun belajar beberapa lagu-lagu anak-anak lengkap dengan gerakannya. Kami juga harus mempersiapkan tenaga dan kesehatan untuk hari-H, karena pastinya akan lebih melelahkan.

Setelah proses seleksi yang ketat dari pihak penyelenggara, maka terpilihlah 5 anak untuk berpetualang ke Pulau Dewa, alias Pulau Bali. Masing-masing anak tersebut berhak mengajak 2 orang sahabat atau saudaranya serta satu orang pendamping (yang sudah dewasa tentunya) untuk bersama-sama memecahkan misteri “Kotak Putih” yang merupakan penyebab kedamaian dan keindahan Pulau Dewa (ce’ileeh, menjiwai banget ya). Masing-masing pemenang beserta dua orang sahabatnya akan didampingi oleh seorang kakak chaperon menjadi satu team yang solid.

So, mereka ke Bali bukan buat senang-senang atau jalan-jalan semata, melainkan mereka harus menyelesaikan misi menemukan “kotak putih” dan menyelamatkan si Pota (monyet kecil teman Taro) serta bersaing antar team untuk menjadi pemenang berdasarkan akumulasi nilai tertinggi yang akan diperoleh dalam petualangan ini.. Serangkaian petualangan seru dan teka-teki misterius akan mereka hadapi selama petualangan di Pulau Dewa ini. Selain itu, selama mereka berada di Pulau Dewa ini mereka harus belajar mengenai kebudayaan Bali, belajar untuk disiplin, jujur, bertanggung jawab sportif dan kreatif. Hal ini akan menjadi point untuk menambah kemenangan. Ternyata, petualangan ini bukan hanya dinikmati oleh anak-anak sebagai peserta Petualangan TARO dan juga para pendampingnya, bahkan panitia dan kakak-kakak chaperon yang mengawasi anak-anak ikut hanyut dalam petualangan ini (MKKB, masa kecil kurang bahagia).

Hari pertama petualangan, tugas masing-masing team adalah mencari “Massage in The Bottle” yang akan berisi petunjuk untuk petualangan berikutnya. Sebelumnya, team diperbolehkan bersenang-senang sepuasnya di Waterboom park. Coba tebak siapa yang kegirangan duluan, yup para chaperonnya (heheee). Tapi tapi tapi….team ternyata anak-anak ini bukan sembarang anak, khususnya untuk team theYC, meski ketiganya cewek-cewek yang masih kelas enam SD, ternyata mereka punya nyali yang gede juga. Gimana nggak, belum apa-apa mereka sudah pengen mencoba wahana baru di waterbom ini yang sumpeh deh bikin sport jantung, itu tuh wahana Bomerang yang curamnya hampir 90° dan ekstrim bwanget. Belum reda dari shock, sudah langsung mencoba wahana ekstrim n’ super ngeri lainnya sampai berkali-kali. Guess what, teriakan chaperon ternyata jauh lebih kencang daripada si anak-anak (jadi malu euy). Itu dia serunya main-main bersama anak-anak, kita akan menanggalkan jati diri kita dan membaur menyelami jiwa anak-anak yang freedom dan serba ingin tahu.

Hari kedua petualangan Taro ini, dan merupakan rangkaian dari hari kemarin adalah ke desa Taro di Kintamani. Kita bersepeda menuju Taro Elephant Park. Di sini, masing-masing team harus berusaha memecahkan misteri menyelamatkan Pota yang terkurung di Istana Gajah ini. Seru abiz daah…, para chaperon kudu lebih ekstra protektif dalam menjaga anak-anak (yaah, namanya anak-anak… gak mungkin langsung nurut kalau kita peringatkan akan bahaya, mereka akan belajar dari pengalaman mereka sendiri). Malam harinya adalah gala dinner dan merupakan puncak acara, termasuk pula pengumuman pemenang dan prosesi pencarian “kotak putih” yang harus ditemukan malam ini juga.

Dari semua rangkaian petualangan ini, tenyata banyak banget pengalaman dan pelajaran berharga yang bisa dipetik, bukan hanya untuk anak-anak saja namun juga kita semua. Lelah dan penat serasa terbayarkan dengan melihat anak-anak yang tertawa senang. Most kids hear what you say, some kids do what you say, but all kids do what you do…!! Kita semua pernah jadi anak-anak, bahkan mungkin kita ini masih kanak-kanak, mungkin kita bisa bercermin dari mereka yang benar-benar anak-anak… ^_^, @theYC

Wayang Listrik, Seni Kontemporer Hasil Perkawinan Budaya dan Teknologi

Semenjak belajar di sekolah seni di Denpasar (ISI Denpasar), Bapak Made Sidia (Profile beliau pernah theYC kemukakan sebelumnya) pedalang muda dan brilian ini telah bereksperimen dengan berbagai metode untuk memberikan presentasi visual yang lebih menarik dalam pertunjukan wayang kulit.

Pertunjukan wayang listrik ini merupakan perpaduan dari elemen-elemen yang diambil dari pertunjukan moderen yang menghasilkan pertunjukan wayang yang tidak hanya menarik secara visual, tapi juga menyajikan cerita yang indah dengan tetap menjaga integritas dan kejernihan cerita dan pesan-pesan yang ingin disampaikan.

Tema cerita yang diangkat dalam pertunjukan wayang moderen ini banyak dipengaruhi serta menyesuikan dengan kondisi saat ini. Issue terhangat, problem-problem global disekitar kita, bahkan issue mengenai anak muda pun bisa menjadi tema yang sangat menarik untuk diusung sebagai tema wayang moderen ini. Bapak Made Sidia optimis dengan kebangkitan wayang moderen ini mampu menggugah willingness dan keperdulian anak muda untuk exist baik sebagai seniman (pedalang) maupun sebagai penikmat wayang. Dengan demikian, wayang generasi baru ini dapat tetap dilestarikan sebagai bagian dari budaya tradisi Bali dan juga memberikan kesempatan bagi seniman untuk berkreasi, berekspresi dan bereksperiment sesuai dengan perkembangan jaman.

Sesungguhnya, istilah wayang listrik adalah suatu seni pertunjukan wayang moderen yang menggunakan bantuan penyinaran dan efek background layar secara lebih moderen dan canggih. Jika pertunjukan wayang tradisional memakai blencong atau lampu kuno yang dinyalakan dengan minyak kelapa untuk memproyeksikan wayang ke layar. Karya wayang kontemporer menggunakan proyektor yang dioperasikan oleh computer.

Wayang moderen/kontemporer hampir sebagian besar adegan dalam pementasannya menampilkan rekaman video dan gambar-gambar digital sebagai latar belakang. Serta, didukung pula oleh permainan cahaya serta instrument musik gamelan yang berkolaborasi dengan instrument musik moderen. Pemakaian computer memberikan gambar dan visual effect yang lebih jelas sebagai latar dalam pertunjukan, menampilkan gambar-gambar yang berbeda, dari hutan, gunung, candid an laut. Baik yang berwarna maupun hitam putih, membuat pertunjukan wayang kulit kontemporer lebih menyerupai pertunjukan film.

Untuk menyiasati ruang yang lebar, maka dikerahkan beberapa orang dalang yang memainkan wayang secara bergantian.dengan bantuan papan luncur (skateboard), setiap dalang dapat dengan mudah berganti-ganti posisi sesuai dengan peran yang tengah dimainkan. Oleh karena pemakaian papan luncur ini, maka pementasan wayang tersbut mendapat julukan wayang Skateboard oleh komunitas orang asing di Bali.

Ck ck ck…..Bapak Made Sidia memang pandai dalam mengkolaborasikan seni tradisi dengan didukung oleh kecanggihan teknologi. Iya ya… meski tradisional tapi gak harus gaptek, malah harus pandai-pandai memanfaatkan dan berkreasi dengan keadaan saat ini. Apploush deh buat Bapak Made Sidia.

Hhmmm…, sayang sekali theYC belum tuntas mewawancarai Bapak Made Sidia mengenai seni Wayang Kontemporer ini. Beliau sangat sibuk dengan seabrek aktivitas lainnya selain menjadi dosen di ISI Denpasar, pengajar tari di beberapa sanggar, creator pertunjukan seni tradisional Bali, show wayang, show gamelan/tabuh, beliau juga adalah seorang penari (aiiihhhh…. Bungkus deh pak, kok semua bisa ya, hix hix). So, info lengkap mengenai seluk beluk wayang segera menyusul ya…….. ^_^ @theYC


Filsafat Kehidupan dalam Wayang Bali

Berdasarkan prasasti Bebetin yang berangka tahun saka 818 (896 Masehi) atau sekitar abad ke-9, di Bali saat itu diperkirakan telah ada pertunjukan Wayang Kulit. Sejak masa itu, pertunjukan Wayang Kulit di Bali, selain dipakai sebagai persembahan dan hiburan juga dipakai sebagai media pendidikan. Tak heran bila seorang dalang (Yang memainkan wayang) di Bali dituntut untuk menguasai semua jenis ilmu, baik kesenian, kemasyarakatan, pertanian, filsafat agama maupun ilmu-ilmu yang lain. Karenanya seorang dalang atau Jero dalang yang mumpuni disebut Guru Loka atau Guru Dunia yang mampu memberi pelajaran kepada masyarakat.

Pertunjukan wayang di Bali bersifat sakral dan profan. Di satu sisi wayang dipertunjukan sebagai bagian dari pelaksanaan upacara, seperti misalnya wayang lemah, wayang sapu leger dan wayang sudamala. Dalam pelaksanaan upacara yang bersifat ruwatan kehadiran wayang dipandang sebagai unsur yang mampu memberi kesehimbangan, dan dalang dipandang sebagai pemimpin agama yang berhak meruwat dan memberi anugrah. Dalam pertunjukan wayang untuk upacara, dalang dipandang sebagai perwujudan Sang Hyang Pasupati dan wayangnya disebut sebagai Sang Hyang Ringgit. Sedangkan dalam pertunjukan yang bersifat profan, pertunjukan wayang dipakai sebagai media hiburan sekaligus media pendidikan. Dari pertunjukan wayang masyarakat Bali diajarkan tentang tatwa, etika, filsafat hidup dan pengetahuan modern lainnya. Karenanya seorang dalang juga harus memiliki pengetahuan yang luas.

Di Bali, pertunjukan wayang diidentikan dengan kehidupan manusia itu sendiri. Berbagai tokoh-tokoh dalam wayang merefleksikan berbagai karakter manusia, sedangkan hidup itu sendiri bagi orang Bali hanya dipandang sebagai bayangan semata dan tokoh dalang dianggap sebagai tangan-tangan Tuhan yang mengatur dunia. Kelir yang dipersepsikan sebagai dunia dan blencong (lampu) memberi kekuatan dan karakter pada bayangan. Bayangan wayang-bayangan wayang yang hitam putih senantiasa dipisahkan menjadi dua, wayang yang ke luar dari kiri dan wayang yang ke luar dari kanan. Wayang baik keluar dari kanan dan wayang jahat keluar dari kiri. Akhirnya seberapa pun besar perbedaan karakter wayang, seberapa pun dasyat peperangan yang terjadi dalam pertunjukkan wayang, akhirnya saat pertunjukan selesai semua wayang-wayang itu menyatu dalam keropak wayang. Semua wayang berada dalam keropak yang sama, keropak sang dalang. Dari wayang, dari proses pertunjukan wayang dan dari cerita pertunjukan wayang orang Bali belajar tentang filsafat kehidupan, tentang tentang hidup dan mati. @SIDIA

Perjalanan Panjang Pedalang Muda Bali

Wayang tak hanya seni hiburan tradisional yang hanya diminati oleh kakek nenek atau orang tua kita saja. Tapi, wayang jaman sekarang tak kalah canggihnya dengan film-film Hollywood yang terkenal dengan efek filmnya. Gak percaya….??? Bapak Made Sidia adalah salah seorang seniman Bali yang sangat kreatif yang mampu mengawinkan seni tradisional dengan teknologi moderen. Beliau memberikan sentuhan moderen pada seni wayang Bali.

TheYC sangat tertarik dengan profile beliau, karena mampu menginspirasi anak muda Bali pada khususnya untuk tetap melestarikan seni tradisional Bali. Namun selain itu, beliau pun mampu menunjukan kreativitas dan memanfaatkan kamajuan teknologi untuk mendukung pentas seni wayang kontemporer beliau, wow so interesting. Berikut ini adalah curriculum vitae beliau (wuiih buzeet daaah… theYC ampe pegel ngetik achievement beliau).@theYC

PROFILE

Name : I Made Sidia, SSP.

Birhday : Banjar Bona Kelod Blahbatuh Gianyar.16 Maret 1967

Major :

Faculty Member of Theatre Dept. (Pedalangan)

Indonesian Arts Institute (ISI) Denpasar

Jl. Nusa Indah Denpasar 80235, Bali Indonesia

E-mail : paripurna2@yahoo.com

OBJECTIVE:

1. To begin an MFA program in theatre that exploites the superiority of electronic

technology: computer and other multi-media

2. To direct, teach, and perform Balinese Wayang Shadow Theatre, Topeng masked dance,

and Gamelan music.

3. To collaborate on various trans-cultural theatrical productions

ON-GOING PROJECT:

As the artistic director of a spectacular production "Moksa," which will be presented for the 10th

Anniversary of Gunarsa Fine Arts Museum on January 16th 2004 by the Indonesian Arts Institute, Denpasar.

EDUCATION:

1992 SSP.a dgree in Balinese theatre (Pedalangan)

from the Indonesian State College of Arts (STSI) Denpasar Bali

Performance and Script: Sumbah (a tale form Mahabharata)

TEACHING/PROFESSIONAL EXPERIENCE:

Since 1993 (permanent job) Faculty member at the Arts Institute Denpasar, Bali, Indonesia

2002 Director of Production of the Theatre Dept.Arts Institute Denpasar

2000 Director of Paripurna Art Company, Bona, Gianyar.

AWARDS:

1978 as the second winner of Bali Children Puppeteer Competition

2003 my company became the first winner in the

2003 All-Bali Children Gong Kebyar Competition (the VCD enclosed).

INTERNATIONAL PERFORMANCE:

2005 DARWIN FESTIVAL Theatre and on a multi-media performance,

2005 collaborate with Australian Artist director seponsored by Sandra Thibonax performance,

2005 collaborate with Kambojia artdirector sponsored by Kop and Delpin, Mankosal to

Perform

2004 TEACHING/PROFESSIONAL EXPERIENCE :

2004 at VCA Collage of the Art inmelbourne

2004 Los Angeles collaborate with Gambelan Sekar Jaya.

2003 Los Angeles collaborate with Asian Artists “The Art of Rice"

2002 Switzerland, Berlin, Denmark, Roterdam as a dalang for "the Theft of Sita"

2001 Australi Opera House, New York USA, England Europe "the Theft of Sita"

2000 Melborne Festival "the Theft of Sita"

1999 Hannover Gemany "the Theft of Sita"

1998 Adelide Arts Festival

1997 Taiwan "Maoli International Mask Festival"

1997 Senday Japan as a dancer

1996 India "India Mask Festival"

1995 New York, New Jersy, Washington DC, Boston (USA) Puppet Festival

1994 Osaka Festival Japan

1994 Tokyo Japan for Wayang Wong masked theatre

1993 Swedia, Stockolm, Gutemburge for Wayang Wong masked theatre

1992 Tokyo Japan for Kecak dance

1991 Swedia for Water Festival for Children around the World

1990 USA for the Indonesian Cultural Exhibition

1989 Wells London, Collaboration on Theatre Talliation

1988 Kumano Japan for Kecak and Calonaranfg dance-drama

1987 Stockolm, Swedia for World Tree Festival

1996 Taiwan International Puppet Festival

1995 Soul Korea Mask Festival

INTERNATIONAL COLLABORATION:

(1994) collaborate with American artist Kent Deveroux, Jarod Powel on a multi-media performance to produce Visible Religion, which was performed in Chicago, Minneapolis, Seattle.

(2000- ) Nagel Jaminson and Peter Wolsen, on a multi-media performance, 2002 collaborate with Australisan artdirector sponsored by Performing Line to perform The Theft of Sita, which was performed in Adelide

(2000), Hannover-Germany (2000), Melborne (2001),Sydney, New York, London

(2001), Switzerland, Den Mark,

(2003) collaborate with Asian and Americal Artists, under the organisation of Prof Judy Mitoma (Founder and Director of the UCLA Center for intercultural Performance) on a theatre and multi-media performance, to perform The Art of Rice (a traveling theatre) which was performed in Bali, Hawaii, and Los Angeles.

THE FIRST WINNER COMPOSITION:

Dance-drama:Kama Salah Bali art festival(2005),

with group from Kramas: Dolanan Play Kidz (2005)

with group from Ubud.

2005 Yudistira Madeg nata. for the Bi-annual National Arts Festival at Bandung

THE FIRST WINNER COMPOSITION:

Dance-drama: Purwaka Shanti Bali art festival(2004),

THE FIRST WINNER COMPOSITION:

Dance-drama: Yudistira Maditation (2003), Kala Rahu (2001), Dolanan Play Kidz (2001) Dalem Ketut (2000), Batur Taskara (1999).

OTHER COMPOSITION:

2003 Siwa Tatwa for the Bi-annual National Arts Festival at Surabaya

2002 Bisma Pralaya a spectaculer production for the productions Bi-annual National Arts

Festival at Padang,

2002 Sumatri Sukasrana second winner, and other