Hay guys, what’s up…??
Pernah mendengar tentang “Work Camp” ….??? Hmmm, sound so familiar right?! Yaa.. dalam bahasa Indonesia artinya Kemah Kerja. Tapi, kemah yang satu ini bukan kemah sembarang kemah yang biasanya identik dengan tenda, api unggun or something like that (. Nah, buat teman-teman yang suka banget ma kegiatan kemah (bahkan buat yang gak suka kemah juga) bisa dijadikan referensi yang sangat menarik nih. TheYC sudah membuktikan sendiri dengan ikut berpartisipasi di program work camp 2007 ini. So, theYC bakal ngasi info tentang Work Camp, liputan event-nya di Bali yang baru aja diadakan pada tanggal 1-14 November 2007 ini.
International Work Camp
International Work Camp atau lebih dikenal dengan kemah kerja Internasional merupakan kegiatan kerelawanan (voluntary service) yang dilaksanakan oleh 10-30 pemuda dari beberapa Negara (dalam dan luar negeri), laki-laki atau perempuan yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, tinggal dan bekerja bersama-sama dengan penduduk setempat (lokal) dan melaksanakan kegiatan untuk persahabatan, perdamaian dan menciptakan kehidupan dunia yang lebih baik, dalam kurun waktu 2-3 minggu dengan mengangkat beberapa masalah yang berkembang di masyarakat dalam rangka memotivasi dan menggerakkan masyarakat untuk dapat mencintai dan melestarikan lingkungan mereka sendiri. Kerelawanan internasional merupakan arti “berfikir secara global, bertindak secara lokal”.
Kemah kerja (work camp) pertama kali diselenggarakan di Perancis pada tahun 1920 oleh pemuda-pemuda dari Jerman dan Perancis untuk membangun kembali lahan-lahan pertanian semasa Perang Dunia I. Setelah itu, kegiatan ini berkembang dan menyebar ke seluruh dunia terutama daerah Eropa. Pada tahun1960-an, banyak sekali negara-negara yang baru merdeka menyelenggarakan kemah kerja sebagai proyek perdamaian antara Negara-negara Eropa Barat dan Eropa Timur. Keadaan lingkungan semakin meningkat sejak tahun 1980-an. Berdasarkan data yang diperoleh, lebih dari 1800 project di 75 negara telah dilaksanakan saat ini. Meskipun setiap organisasi work
1. promosi saling pengertian, perdamaian dan solidaritas
2. pengaktifan masyarakat melalui NGO (Non Government Organisation/LSM)
3. perwujudan dan pendukungan kegiatan kerelawanan untuk proteksi dan perlindungan alam dan budaya, hak asasi dan kesejahteraan manusia.
Hampir semua organisai work camp merupakan NGO atau NPO (Non Profit Organizations) dan terafiliasi dengan CCIVS (Coordinating Committee for International Voluntary Service). Yang didirikan pada tahun 1984 oleh UNESCO untuk mempromosikan work camp dan International Voluntary Service di seluruh dunia. Organisasi work camp adalah independent dan bebas menyelanggarakan work
IIWC of PKBI adalah kepanjangan dari
- International work camp/ Short Term Volunteer (kerelawanan jangka pendek/ 2-3 minggu)
- Middle Term Volunteer (kerelawanan jangka menengah/ 3-6 bulan)
- Long Term Volunteer (kerelawanan jangka panjang/ 1-2 tahun)
- Bracelet Project, merupakan salah satu proyek NVDA yang berfokus pada permasalahan prostitusi anak dan children abuse.
- Environment program
- Workshop, pameran, training dan seminar
- Kampanye pencegahan HIV/AIDS
- Mengirim relawan
IIWC of PKBI bekerjasama dengan KISARA (Kita Sayang remaja) di Bali yang merupakan anak organisasi dari PKBI Bali juga menyelenggarakan work camp yang lebih fokus kepada cultural project. Salah satu member theYC mendapat kesempatan untuk menjadi salah satu relawan/volunteer work camp di Bali. Hmm, acara work
Tema work camp di bali ini yaitu Cultural Work Camp IV, ini adalah keempat kalinya cultural work camp diselenggarakan di Bali. Cultural Work Camp IV berlangsung pada tanggal 1-14 November 2007, di Desa Bona Gianyar. Peserta Cultural Work Camp kali ini berjumlah 8 (delapan) orang, 3 (tiga) orang merupakan local volunteer dan 5 (
Selama dua minggu, kami para volunteer saling berinteraksi, berkomunikasi dengan bahasa Inggris, bertukar cerita tentang budaya dan tradisi masing-masing Negara, memasak dan makan bersama, tinggal menumpang pada sebuah keluarga di desa Bona, belajar kebudayaan Bali (menari, tabuh/gamelan, wayang, membuat canang, anyaman dll), mengajar bahasa Inggris pada anak-anak setempat, berdiskusi dengan STT (Sekaa teruna-teruni/ organisasi remaja di Bali) desa Bona. Banyak cerita menyenangkan selama dua minggu tersebut. Kami merasa menjadi bagian dari keluarga besar.
Setiap hari kami membuat jadwal harian untuk cooking team dan cleaning team. Setiap hari pula kami makan masakan yang berbeda-beda cita rasanya, ada yang bereksperimen dengan Japanesse food, Germany food, Javanesse food, Sulawesi food dan Balinesse food bahkan kami juga mengkolaborasikan ciri khas masakan antar Negara dan daerah (hmm, bisa ditebak citarasanya kan, apalagi ternyata para volunteer adalah koki amatiran, hehee). Tapi, dijamin deh suasana kekeluargaan dan kebersamaan benar-benar terasa. Ini nih yang menjadi satu alasan kenapa kami selalu menantikan acara makan (yaa, selain kami emang selalu merasa lapar, apalagi saat menantikan para cooking team memasak yang terkadang sangat lama, hikz). Satu kesamaan penyakit yang para volunteer rasakan di
Satu fakta lagi yang tak bisa kami pungkiri adalah, bahwa ternyata para volunteer pun masih sama-sama dalam proses belajar bahasa Inggris. Wajar laah, para volunteer lebih menguasai basic language sesuai Negara asal masing-masing. Duuh, ini nih salah satu kendala komunikasi terutama ketika berdiskusi untuk topik-topik yang lumayan “berat”. Tapi, kami sepakat untuk tetap menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa wajib di camp. Meski kemudian kami harus menggunakan gerakan tubuh, simbol-simbol, gambar hingga mempersiapkan kamus/translator untuk membantu komunikasi kami. Dari sinilah kami belajar banyak baik belajar bahasa Inggris sendiri maupun belajar memahami seseorang (bayangkan saja, bicara dengan sesama bahasa dan latar belakang budaya yang mirip saja bisa miscommunication, apalagi dengan kondisi seperti ini). Masalah lainnya lagi, adalah ketika kami harus mengajarkan bahasa Inggris pada anak-anak di Desa Bona, peranan local volunteer sangat penting untuk menjadi translator. Tapi, ini bukan masalah besar untuk menjadi dekat dan membuat anak-anak memahami maksud para volunteer, karena terbukti baik anak-anak maupun para volunteer dapat berinteraksi dengan baik. Bahkan Bapak Kepala Sekolah SD 1 Bona yang menjadi sekolah proyek pengajaran bahasa Inggris kami sangat memuji cara mengajar kami yang tidak monoton dan kaku, kami menyelipkan games edukatif dan pembauran antara siswa dan volunteer secara langsung. Dengan demikian, anak-anak dapat belajar bahasa Inggris, para volunteer juga bisa belajar bahasa Indonesia dan bahasa
Sewaktu belajar membuat canang sari, tamiang dan anyaman merupakan saat-saat yang sangat menyenangkan buat para volunteer. Karena, kami harus berjuang mengasah ketrampilan dan kesabaran (hehee). Saat tersulit adalah ketika belajar menari
Well guys, gimana menurut kalian..??? interesting..??? sante jack, tahun depan bakal ada lagi even workcamp ini. Makanya, untuk info lebih lanjut kalian bisa langsung menghubungi:
KISARA
Jalan Gatot Subroto IV/6 Denpasar, Gedung PKBI Bali Lantai III
telp : (0361) 430200
fax : (0361) 430214
email: kisarabali@hotmail.com
web: www.kisara.tk
IIWC of PKBI
Gedung PKBI Jawa Tengah, Lt. 2
Jl. Jembawan Raya no. 8,
Telp : (024) 7603503
Fax : (024) 7601989
E-mail : iiwcindonesia@hotmail.com
Web : www.iiwcindonesia.org
hellow yellow pillow....
ReplyDeletethanks for posting the news about the work camp in Bali. this is one of the coolest camp i've ever joined in indonesia. lots of fun and learnings in the same time, in every edge! hope more youth will join this activiy and can share more of their knowledges in the future in a better way...hey are you sure you can make it better? hehe...the key is just open your mind, heart and soul to the diversity, plus respect! so come on make more camps in Bali in more various theme. lots of love from java. Metta Cantik. :))