Sesetan Heritage Omed-omedan Festival 2009

Sepasang muda-mudi berciuman ditengah-tengah keramaian jalanan, bukan dipojok atau dikeremangan taman kota. Ribuan mata menyaksikan aksi ciuman mereka, bahkan tak sekedar menjadi penonton pasif dari adegan ciuman tersebut, mereka pun ikut mendorong dan mengarahkan sang pria dan sang wanita untuk saling berpagutan. Iring-iringan gamelan menambah ramai suasana. Ciuman berakhir setelah muda-mudi tersebut diguyur air dan ditarik. Namun, tak berhenti hingga disana. Ternyata adegan serupa kembali berulang dan dilakukan oleh muda-mudi lainnya. Adengan ciuman yang berakhir dengan guyuran air terjadi secara bergantian hingga hampir seluruh pemuda dan pemudi disana mendapat kesempatan saling berciuman.

Eiits, jangan berpikiran porno dulu. Meski adegan tersebut tak lolos sensor untuk ditayangkan di TV, namun Omed-Omedan yang berarti tarik-menarik termasuk dalam ritual adat Banjar, dan kini menjadi warisan budaya yang telah berusia ratusan tahun. Omed-Omedan merupakan ritual rutin yang hanya ditemukan di Banjar Sesetan, Denpasar, yang dilaksankan sehari setelah hari raya Nyepi atau yang disebut sebagai hari Ngembak Geni yang pada tahun 2009 ini jatuh pada hari Jum'at, 27 Maret 2009 kemarin.

Peserta Omed-Omedan ini terdiri dari anggota Sekaha Teruna-teruni (perkumpulan pemuda pemudi) Satya Dharma Kerthi Banjar Kaja Sesetan-Denpasar. Ritual ini digelar dengan beberapa aturan yang wajib ditaati setiap peserta. Sebelumnya, mereka melaksanakan persembahyangan bersama untuk memohon izin kelancaran pelaksanaan ritual Omed-Omedan ini. Setelah itu, peserta dibagi dalam dua kelompok yaitu pemuda dan pemudi yang saling terpisahkan sekitar 100 meter. Setelah terdengar aba-aba dimulai, masing-masing kelompok dari pria dan wanita saling dorong dan saling tarik. Perwakilan dari masing-masing kelompok yang berada dibagian depan berciuman dan berakhir setelah disiram air. kemudian, adegan cium dan peluk tersebut dilanjutkan oleh perwakilan lainnya, dan seterusnya hingga beberapa kali.

Konon, adengan ciuman pada ritual ini sebagai simbol menjalin keakraban dan silaturahmi.

Omed-Omedan sebagai warisan budaya masyarakat ini mulai mendapat perhatian dari Wali Kota Denpasar I.B. Rai Dharmawijaya Mantra. Tepat pada hari Jum'at, 27 Maret 2009 ini beliau membuka Sesetan Heritage Omed-omedan Festival (SHOOF) di depan Balai Banjar Kaja, Sesetan, Denpasar Selatan. SHOOF ini merupakan rangkaian acara yang digelar oleh STT Satya Dharma Kerti dengan mengolaborasikan antara kegiatan seni budaya dengan peningkatan perekonomian masyarakat seperti pasar murah, food heritage, parade seni, bondres, parade band dan puncaknya berupa kegiatan tradisi omed-omedan.

Sisi baiknya, dalam ritual Omed-omedan ini selain bisa menjadi ajang pencarian jodoh massal, juga bisa menjadi sarana pemersatu masyarakat sekaligus sebagai bentuk nyata pelestarian warisan budaya yang tak ternilai harganya.

(dari berbagai sumber)

No comments:

Post a Comment