Visitor Card System di Perpusda Bali

Jangan kaget kalo ke Perpusda (Perpustakaan Daerah) Bali ketika akan memasuki pintu masuk sudah dihadang oleh petugas perpusda untuk mengisi buku tamu dan menyerahkan kartu identitas.

Yupz, perpustakaan daerah Bali yang terletak di Jl. Teuku Umar Denpasar menerapkan sistem penerimaan tamu yang lebih ‘ketat’ niy. Menurut pemaparan petugas piket di perpusda, bahwa system penerimaan tamu seperti itu sudah diterapkan dibeberapa instansi pemerintah di Denpasar, di perpusda yang baru mulai melaksanakan sistem penerimaan tamu seperti itu. Senin, 8 Juni 2009 kemarin merupakan hari pertama diberlakukannya sistem wajib isi buku tamu dan visitor card bagi setiap pengunjung perpusda. Hal tersebut dilakukan untuk mendata serta mentertibkan administrasi pengunjung. So, kalo kalian mau ke perpusda jangan lupa untuk membawa kartu tanda pengenal asli seperti KTP, SIM, Kartu Pelajar atau Kartu Mahasiswa. Meskipun kalian datangnya rombongan (berame-rame) kalian tetap harus mengisi dan menyetorkan kartu identitas asli kepada petugas bersangkutan.

Bagaimana kalo tidak membawa kartu identitas asli? Apa tidak diperkenankan masuk? Mmm… Selama seminggu ini siy petugas perpusda masih bisa mentolerir, sekaligus untuk mensosialisakan sistem penerimaan tamu yang diberlakukan di perpusda tersebut. Dengan diberlakukannya sistem penerimaan tamu seperti ini, apa nantinya bakal menyurutkan pengunjung di perpusda ya? Bisa-bisa malah mempengaruhi minat baca masyarakat. Emang seberapa besar sich minat masyarakat untuk datang ke perpusda? TheYC sempat melirik jumlah pengunjung yang mengisi buku tamu pada hari itu, ternyata jumlahnya lumayan banyak, sekitar 235 orang. Itu belum termasuk pengunjung yang cuek lho, karena beberapa orang yang theYC sempat pantau ada juga yang berlalu begitu saja ketika antrian panjang pengunjung yang hendak mengisi buku tamu. Birokrasi di Indonesia memang suka gak simple yach.

Meski begitu, perpusda memang selalu harus memberikan data akurat mengenai perkembangan jumlah pengunjung, peminjam, pembaca dan lain sebagainya. “Kami harus membuat data terperinci. Data ini nantinya bisa dipergunakan untuk mengajukan penambahan koleksi buku-buku baru dan fasilitas penunjang lain yang diperlukan di perpusda ini”, papar seorang petugas perpusda. Well, paling gak perpusda bisa jadi oase untuk masyarakat yang haus ilmu, butuh referensi bacaan yang bermutu termasuk juga untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Semoga aja perpusda bisa semakin membenahi diri baik fisik maupun nonfisik yang pada akhirnya kita-kita juga yang bakal mendapatkan manfaat dari fasilitas dan pelayanan yang tersedia di perpusda, ya kan...???

No comments:

Post a Comment