Tahun Baru 2008: potret kelabu di Kuta

Meski tidak semeriah di kota besar seperti Jakarta, namun Kuta tetap tidak kalah ramai dan menjadi incaran berbagai kalangan dari seluruh negeri (termasuk masyarakat Bali sendiri). namun tampaknya malam pergantian tahun 2007 ke 2008 kemarin menjadi potret kelabu bagi Kuta.

Tampaknya Kuta kali ini telah tercoreng mukanya (sekali lagi) di hadapan turis internasional dan bahkan di muka masyarakat Bali sendiri. Betapa tidak,, banjir yang sedari dulu amat sangat jarang dirasakan ternyata sekarang melanda wilayah pariwisata yang paling terkenal di seantero jagat ini. Di Legian, banjir bahkan telah mencapai lutut orang dewasa. Kontan saja banyak yang terheran dan berpikir, "Bagaimana bisa Kuta koq bisa banjir?". TheYC sendiri beberapa kali mendapat SMS dan telpon dari kerabat dan teman di daerah lain di Indonesia yang menanyakan tentang kebenaran banjir di Bali. Well, theYC cuman menjawab singkat untuk menepis kehawatiran itu, "Tenang saja, cuman genangan kecil di beberapa tempat koq!".

theYC gak bawa Kamera

Hmmphh... sangat disayangkan theYC belum memiliki kamera untuk mengabadikan semua peristiwa di Kuta pada saat malam pergantian tahun kemarin (umm... ada yang mau menyumbangkan sebuah kamera digital?). Padahal theYC menyaksikan semua kejadian
banjir dari awal sampai akhir. Jadi, kalian cukup berpuas diri saja yah dengan tulisan ini.

Disambut hujan deras...

Beberapa menit menjelang pergantian tahun, ternyata pantai Kuta disambut secara tiba-tiba dengan angin kencang yang kemudian beberapa menit kemudian langsung diguyur dengan hujan deras. Sepanjang pantai Kuta yang tadinya penush sesak dengan orang-orang menanti pergantin tahun, seketika itu juga bubar akibat hujan. Lucunya, cukup bnyak orang tua dan remaja yang panik dan mengira angin kencang dan ombak yang meninggi tersebut dikiranya adalah Tsunami. Bahkan tidak sedikit yang berterik-teriak dan langsung berlari menuju pinggiran jalan di sekitar kawasan hotel. Kerumunan langsung membubarkan diri padahal hitung mundur pergantian tahun belum juga dimulai.

Dan kemudian datanglah banjir...

Meski theYC tahu yang datang adalah badai dan bukan tsunami, tapi spontan saja theYC juga ikutan takut dan segera mengikuti kerumunan untuk meninggalkan pantai Kuta, he he... Tidak ada 15 menit sesegera setelah hujan mengguyur, tampak selokan mulai penuh dengan air di sepanjang gang Poppies. Orang-orang berdesakan berteduh di pinggiran emperan toko, tapi theYC tetep bodo aja jalan meski berbasah ria. Dan tebak,... setelah keluar dari gang Poppies ternyata eh ternyata, sepanjang jalan Legian sudah digenangi banjir setinggi setengah lutut orang dewasa! Yaa ampun... padahal di gang poppies banjir hanya semata kaki saja! Hujan masih deras mengguyur dan terlihat wajah meringis dari para turis yang menyaksikan banjir tersebut. Wah, apa kata dunia kalau begini?

Gembel di sepanjang jalan...

Eits, banjir ternyata bukan satu-satunya pemandangan buruk saat itu. Saat theYC berjalan di gang Poppies dan di legian, eh ternyata banyak juga peminta-minta alias gembel yang tiduran di emperan toko dan masih juga meminta-minta meski banjir menghadang. Hmmm, kesempatan dalam kesempitan. Jumlahnya bahkan tidak sedikit dan cukup mudah terlihat oleh para turis. Sepertinya para gembel bisa mencium dimana letak uang berada. Satu lagi nilai O bagi Kuta.

Ya ampun sampahnya...

Benar! theYC tidak berlebihan mengatakan ini. Banjir ternyata ikut serta membawa sampah-sampah yang terlihat dan yang 'tidak terllihat'. Sampah bertebaran dan terhanyut kemana-mana. Sebut saja ranting, daun, plastik, sisa makanan... yeikh. Saat theYC berjalan di sepanjang trotoar, banyak dari sampah tersebut yang tersangkut di kak. Bahkan ada beberapa dari pejalan kaki yang terseok ke dalam trotoar, tepat di atas selokan yang seharusnya tertutup paving. Pada saat seperti inilah baru disaadari betapa pentingnya saluran pembuangan air / drainage bagi kawasan pariwisata atau dimanapun. tapi, bukankah seharusnya dalam pembangunan saluran pembuangan di Kuta tersebut (yang telah memakan biaya sangat besar) sudah seharusnya dipikirkan mengenai kemungkinan adanya banjir? Atau malah memang tidak pernah diperhitungkan apabila terjadi banjir?

Pertikaian dan keributan...

Seperti yang telah diprediksikan, pertikaian tidak akan bisa distop dimanapun saat pesta tahun baru. begitu pula di Kuta. Salah seorang teman theYC mengabarkan bahwa telah terjadi kerusuhan di salah satu club di daerah Kuta. Kalau yang ini sih theYC tidak bisa banyak berkomentar. Memang tidak bisa distop sama sekali, tapi paling tidak bisa diminimalisir kan? Bahkan kabarnya ada dari segerombolan orang tersebut ada yang membawa senjata tajam! Waduh, senjata tajam di tengah kerumunan orang dan turis? Sepertinya sudah mulai tidak aman yah. Polisi kudu bertindak tuh... Bahkan di daerah Legian saja banjir menjadi tontonan dan atraksi kenakalan orang disana. Cape deh...

Well well, bukan berita buruk yang theYC maksud untuk sampaikan disini. Hanya saja setelah dari kejadian tersebut theYC tak urung lupa untuk tetap mengingatkan, bahwa sekecil apapun hal buruk yang terjadi di Kuta - di Bali, akan menjadi berita besar di seluruh dunia. Dunia akan dengan sekejap mata langsung mengetahui kejadian banjir di Kuta. Dengan kecanggihan teknologi sangat mungkin semua orang di dunia bisa segera tahu! Tentunya kejadian ini bisa mempengaruhi citra pariwista Bali (apalagi ini masih di awal tahun). Sampah, saluran pembuangan, pertikaian, senjata tajam, narkoba, gembel, semua itu adalah tanggung jawab kita bersama - masyarakat Bali. Jika bukan kita yang perduli, lalu siapa lagi? Dan pemerintah.. hey dimanapun kalian berada, ada baiknya mulai mendengarkan dan melihat apa yang terjadi di lapangan. Sudah saatnya membenahi hal-hal kecil untuk promosi pariwisata Bali. Bukankah di tahun 2008 ini adalah kampanye tahun "Visit Indonesia 2008"...? @theYC

No comments:

Post a Comment