Mengintai atau Diintai Bencana, Siapkan dirimu!

(Kamis, 29 Mei 2008) Selama ini Bali memang terkenal sebagai tempat persembunyian yang nyaman dan aman. Kita harus bersyukur bahwa sampai sejauh ini Bali belum (dan semoga saja tidak akan) terkena bencana alam yang maha besar. Namun ini bukan berarti kita sebagai remaja Bali nggak rungu sama bencana dan bagaimana cara mengantisipasinya. Nah, di saat semuanya lagi sibuk memprotes tentang kenaikan BBM, ternyata baru-baru ini ada juga yang konsen terhadap bahaya bencana. IDEP (sebuah yayasan non-profit untuk menanggapi kebutuhan mendesak untuk produksi makanan dan pengolahan sumber daya) di dukung kelompok Teater 108 menggelar pemutaran film indie (lebih ke dokumenter) di Popo Danes Art Cafe, mengambil isu yang ternyata belum cukup familiar di masyarakat. Isu yg diangkat adalah ‘Siaga Menghadapi Bencana Alam’. Dari segi ide, kami acungkan jempol deh untuk mereka-mereka.

Film yg diputar mempertontonkan mengenai bencana alam yang terjadi di Mentawai, Aceh dan beberapa daerah rawan bencana lainnya di Indonesia. Cuplikan berita bencana dari Metro TV pun tak lupa di sisipkan. Artis – artis ibu kota pun berbondong-bondong memberikan propagandanya untuk mawas bencana. Sebut saja Olga Lydia, Ebiet G Ade hingga Titik Puspa.

Ternyata bencana memang harus di hadapi, di ramu dan di persiapkan. Seperti pepatah ‘tak kenal maka tak sayang’, maka kita pun harus tahu jenis bencana alam apa saja yang paling memungkinkan terjadi di Indonesia. Mulai dari tanah longsor, gempa bumi, tsunami maupun gunung meletus. Bagaimana mekanisme pertolongan darurat sampai metode evakuasinya pun wajib untuk kita ketahui.

Film mini berikutnya adalah sebuah drama pendek mengenai penyuluhan tentang bagaimana kita tanggap menghadapi bencana. Aktor yang bermain kebanyakan adalah pemain local (harus bangga dong dengan produk local!) dari kelompok Teater 108, Teater Topeng, Teater LaJose dan dari masyarakat umum. Di antara pemainnya terdapat nama-nama seperti Giri Ratomo, Niko W, Ketel Subekti, Bintang Riyadi, Elle, Pak Anwar, Surana dan pastinya penduduk Buwungan Bangli di mana lokasi syuting tersebut di ambil.

Pemutaran film yang ternyata sebagian besar ditonton oleh masyarakat internasional dan para pejabat ini juga diselingi oleh berbagai pertunjukan spontanitas seni, seperti tarian eksotis pembuka (???) oleh Jasmine Okubo , musikalisasi puisi dari Teater La Jose, dan pembacaan puisi dari sang sastra wangi Pranita Dewi.

Tampaknya sosialisasi waspada bencana melalui media fim seperti adalah suatu ide yang baik untuk diterapkan di masyarakat. Namun perlu ada sosialisasi yg lebih lagi ke masyarakat dan remaja (semisal road show ke sekolah-sekoah), atau bahkan menggunakan endorser bintang terkenal untuk ikut serta berperan di dalam film ini. Tentunya ini akan membantu masyarakat untuk lebih greget menontonya. [Moch Satrio Welang]

Tuhan maha penentu
Manusia mahkluk pemilih dan
Alam , penyeimbangnya...
( satrio welang : 2008 )

Info lebih lanjut
IDEP | Paket Penanggulangan Bencana Masyarakat IDEP

Teater 108

No comments:

Post a Comment